Search This Blog

Monday, March 16, 2009

Inggris dan AS Harapkan Peran Indonesia

Inggris dan AS Harapkan Peran Indonesia


Jakarta – Dua negara besar di dunia, Inggris dan Amerika Serikat (AS), sama-sama mengharapkan peranan Indonesia di kancah internasional. Inggris mengharapkan Indonesia bisa berperan dalam perdamaian Timur Tengah dengan menjadi “jembatan” bagi Uni Eropa dan AS di dunia Islam. Sementara itu, AS menyatakan Indonesia bisa memimpin dalam upaya demokrasi di kawasan Asia Tenggara.
Harapan tersebut diungkapkan oleh Menteri Negara Inggris Bill Rammell di Kantor Kementerian Luar Negeri dan Persemakmuran serta Duta Besar AS untuk Indonesia Cameron Reyes Hume dalam dua kesempatan berbeda, Selasa (10/2).
Dalam pidatonya di Pusat Dialog dan Kerja Sama antar-Peradaban (CDCC) Muhammadiyah Rammell menyatakan, prinsip ke-bhinneka-tunggal-ika-an Indonesia bila diterapkan di Timur Tengah dapat membawa perdamaian di kawasan tersebut.
Ia menjelaskan, Bhinneka Tunggal Ika merupakan gagasan yang layak mendapatkan tempat yang lebih besar. Gagasan yang bisa ditularkan Indonesia ke berbagai belahan dunia lainnya.
“Bisakah kita membayangkan Timur Tengah jika Bhinneka Tunggal Ika menjadi prinsip hidup yang dianut? Di mana semua orang Israel dan Palestina tidak sekadar mengakui perbedaan masing-masing, tapi juga kekuatan dan kemakmuran yang akan dicapai oleh kedua bangsa dengan hidup secara damai?” katanya.
Indonesia diharapkan meyakinkan OKI, sementara Inggris bersama Uni Eropa dan AS akan meyakinkan Israel untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah. Selain Israel-Palestina, Rammell juga mengambil contoh Afghanistan dan Irak, serta menyebut keberhasilan Irlandia Utara.
Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menyatakan, pernyataan Rammell adalah sebuah penghargaan bagi Indonesia.

Demokratis
Dubes Hume menyatakan Indonesia bisa menjadi pemimpin untuk memajukan demokrasi di kawasan Asia Tenggara. Dia menilai kerja sama dan bantuan AS untuk memajukan demokrasi di Indonesia sudah berhasil. Negaranya siap membantu Indonesia untuk mengatasi masalah manusia perahu yang lari dari negaranya yang tidak demokratis, kata Hume dalam “Seminar Hubungan Indonesia-AS dalam Kepresidenan Obama” di Carakaloka, Deplu.
Selain kerja sama di bidang pemajuan demokrasi di kawasan, AS juga menawarkan perluasan kerja sama di bidang pendidikan serta keamanan. Hume juga menyebut peningkatan hubungan menjadi sebuah kemitraan strategis yang telah diungkapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungannya ke Washington beberapa waktu lalu, serta kemungkinan akan dibahasnya hal itu saat Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton berkunjung ke Indonesia pada 18-19 Februari mendatang.
Hume menyatakan, di Washington kini juga hangat dibicarakan tentang apakah negaranya akan menandatangani traktat perdamaian Asia Tenggara, yakni Treaty, Amity and Cooperation (TAC).
Menurut Bara K Hasibuan, anggota Kaukus Indonesia-AS di DPR RI, perlu konsensus politik untuk meningkatkan hubungan kedua negara dalam sebuah kemitraan strategis. Kedatangan Clinton ke Indonesia memulai semangat baru untuk memulai hubungan dengan Indonesia. “Clinton datang menunjukkan bahwa kita diperhitungkan sebagai suatu kekuatan. Itu harus disambut untuk memulai era baru dalam hubungan Indonesia-AS,” kata Bara. (nat)

dipublikasikan di Sinar Harapan, Rabu 11 Februari 2009
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0902/11/lua03.html

No comments: