Search This Blog

Monday, March 16, 2009

Arsip Tulisan: Hubungan Indonesia-Amerika "Tidak Boleh Terlalu Berharap"


LAPORAN KHUSUS

Hubungan Indonesia-Amerika
Tidak Boleh Terlalu Berharap


Jakarta – Indonesia dan Amerika Serikat (AS) telah menjalin hubungan yang solid selama delapan tahun terakhir. Di bawah pemerintahan baru pimpinan Barack Obama, Indonesia mengharapkan agar hubungan kedua negara bisa lebih ditingkatkan secara proporsional. Demikian ungkap Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Departemen Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi kepada SH, Rabu (14/1).
“Beberapa elemen yang bisa mendukung harapan itu adalah bahwa Obama pada saat kampanyenya beberapa kali menyatakan sikapnya yang pro terhadap masalah multilateralisme, juga moto perubahannya. Selain itu ada keterikatan emosional Obama dengan Indonesia karena masa kecilnya pernah tinggal di Indonesia,” papar Retno. Namun dia mengatakan harapan Indonesia tetap proporsional. “Tetapi itu semua harus diletakkan pada suatu proporsi, jangan sampai kita over-expectation,” kata Retno.
Retno juga menampik kekhawatiran jika Obama menjadi presiden, masalah hak-hak asasi manusia (HAM) Indonesia akan menjadi ganjalan.
“Itu dulu, kita takut. Sekarang kita bisa katakan, ‘siapa takut?’ Secara prinsip kita sudah memiliki nilai-nilai yang sama, demokrasi dan pluralisme. Ibarat iklan, soal HAM siapa takut?” katanya. Dia menambahkan dengan perkembangan domestik Indonesia saat ini tidak akan ada masalah dengan platform Partai Demokrat AS.
Partai Demokrat, partai asal Obama, kerap mengungkit-ungkit masalah HAM masa lalu Indonesia. Beberapa anggota Kongres asal Demokrat tak jarang mengganjal kerja sama AS dengan Indonesia dengan masalah-masalah HAM. Dalam Kongres AS juga terdapat beberapa anggota yang mendukung kemerdekaan Papua, meski pemerintah AS bersikap mengakui kedaulatan RI.
Selama delapan tahun terakhir, hubungan Indonesia-Amerika Serikat di berbagai bidang sangat baik. Di bidang keamanan, pelatihan militer, pertemuan antarpejabat tinggi kerap dilakukan. Di tingkat operasional, kedua negara bekerja sama erat dalam memerangi terorisme.
AS juga menyalurkan bantuan bagi peningkatan pendidikan di Indonesia. Salah satunya, adalah program acara Jalan Sesama yang mulai ditayangkan November 2007. Selain itu, bantuan melalui kerja sama pendidikan disalurkan melalui berbagai lembaga seperti Dharmasiswa, Aminef, dan Usaid.
Di bidang ekonomi, AS adalah mitra utama perdagangan Indonesia. AS merupakan tujuan ekspor terbesar kedua setelah Jepang. Pada tahun 2007, total nilai perdagangan kedua negara mencapai US$ 18,54 miliar. Di Indonesia terdapat lebih dari 500 perusahaan AS. Nilai investasi negeri Paman Sam itu mencapai US$ 10,6 miliar. (nat)

diterbitkan di Sinar Harapan, Sabtu 17 Januari 2009
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0901/17/sh12.html

No comments: