Search This Blog

Tuesday, June 8, 2010

Wali Kota Bethlehem Victor Batarseh:Umat Islam dan Kristen Hidup Harmonis di Bethlehem


Jakarta - Umat Kristen Palestina, khususnya yang tinggal di Bethlehem, hidup rukun dan harmonis dengan umat beragama lain.


Bahkan, menurut Wali Kota Bethlehem Victor Batarseh, kebersamaan dua agama, Islam dan Kristen, berawal dari kota tersebut.

“Kami warga Kristen di Palestina, warga Kristen yang tinggal di Bethlehem hidup secara harmonis dengan saudara-saudara kami,” kata Batarseh dalam acara makan siang bersama di Jakarta, Sabtu (12/12) lalu.

“Jika Israel membunuh warga Palestina, itu berarti mereka membunuh baik warga Kristen maupun Islam. Kami warga Palestina, muslim dan Kristen, bukan cuma muslim saja,” kata wali kota yang beragama Katolik Roma tersebut.

Selama sepekan lalu, Batarseh menghadiri perayaan Natal di beberapa tempat di Jakarta, usai perjalanannya dari Amerika Serikat.

Wali kota asal Palestina tersebut menyatakan 80 persen rakyat Palestina sebelum 1948 adalah warga Kristen Arab Palestina. “Tapi, sekarang setelah penjajahan akibat perang, persentase turun menjadi 1,5-1,9 persen. Ini karena pendudukan Israel, perang Israel terhadap rakyat Palestina, dan karena situasi yang buruk di Palestina,” katanya.

Menurunnya jumlah warga Kristen tersebut bukan karena tekanan dari umat Islam kepada Kristen, melainkan karena mereka terpaksa mengungsi. Dia menegaskan tidak ada tekanan agama di Bethlehem. Islam dan Kristen hidup berdampingan dengan baik.

“Saya wali kota Bethlehem, saya orang Kristen. Enam puluh persen warga Kota Bethlehem adalah muslim. Mereka lebih dari sekadar ma­yoritas. Tapi dengan surat keputusan khusus Presiden menetapkan wali kota Bethlehem dan beberapa kota lain di Palestina harus beragama Kristen,” katanya.

Penetap­an itu untuk mempertahankan karakter khusus dari kota-kota tersebut. Kota-kota itu me­nyimpan akar sejarah sejak berabad-abad.

Menurut Batarseh, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menghadiri setiap perayaan Natal di kotanya setiap tahun. “Kami duduk bersama di gereja. Dia menghadiri malam Natal, tanggal 24 di Bethlehem,” katanya.

Kota Bethlehem menyelenggarakan tiga kali perayaan Natal. Perayaan Natal umat Katolik Roma pada 24 Desember, Gereja Ortodoks Yunani pada 7 Januari dan Jemaat Kristen Armenia pada 15 Januari. Menurut situs Kota Bethlehem, Batarseh dan Presiden Abbas akan mengikuti upacara penyalaan lampu Pohon Natal, Selasa (15/12) ini.

Sangat Aman
Batarseh menyatakan Perayaan Natal di Bethlehem sangat aman. “Kami setiap tahun merayakan Natal. Kami tidak pernah tidak merayakan Natal,” katanya. Dia berharap Israel akan melihat Palestina sebagai tetangga dan saudara yang baik.

“Sebagai pemeluk agama, kami tidak punya masalah sama sekali, kami semua adalah umat yang percaya pada Tuhan.”

Mayoritas penduduk Israel memeluk agama Yahudi. Umat Yahudi tidak merayakan Natal. Mereka meyakini juru selamat yang dijanjikan atau Messias belum hadir.

Sedangkan umat Kristen percaya Yesus Kristus atau yang dikenal sebagai Nabi Isa oleh umat Islam, adalah juru selamat mereka. Hari Natal, merupakan perayaan Hari Kelahiran Yesus. Meski lahir sebagai orang Israel, umat Yahudi hanya menganggap Yesus adalah “one of our boys”.

Batarseh mengungkapkan dari setiap gereja yang dia kunjungi di Jakarta, dia melihat antusiasme warga ingin ber­ziarah ke kotanya. “Saya ber­harap kunjungan ini bisa membuka saluran komunikasi antara kedua belah pihak,” katanya. n

dipublikasikan di Sinar Harapan, 15 Desember 2009
http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/back_to/indeks-lalu/read/umat-islam-dan-kristen-hidup-harmonis-di-bethlehem/?tx_ttnews%5Byears%5D=2009&tx_ttnews%5Bmonths%5D=12&tx_ttnews%5Bdays%5D=15&cHash=7b8d7b5793

No comments: