“Sumbangan tersebut adalah cinta dari rakyat Taiwan,” kata George T K Li, wakil kepala perwakilan TETO di Jakarta dalam acara penandatanganan nota kesepahaman di Jakarta, Selasa (29/9).
Li mengatakan dirinya mewakili Ketua TETO Timothy Yang, yang tidak dapat hadir karena telah diangkat menjadi Menteri Luar Negeri Taiwan.
Rektor Unsyiah, Darni M Daud, menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas bantuan tersebut. Bantuan ICT Center menurutnya sesuai dengan falsafah universitas “berakar dalam dan berpucuk tinggi.”
“Suatu universitas harus berangkat dari masyarakat sekitarnya, tapi juga harus berpucuk setinggi-tingginya. Hubungan yang luas tidak akan maksimal tanpa dukungan teknologi dan informasi,” katanya. Unsyiah akan mengirim sejumlah stafnya ke Taiwan untuk belajar ICT dan menandatangani sejumlah kerja sama dengan 14 universitas di Taiwan.
Saat gempa dan tsunami melanda Aceh, lebih dari 100 mahasiswa Unsyiah dan 200 stafnya menjadi korban. Pemerintah Taiwan telah mengirim bantuan makanan, beras, pakaian serta sumbangan material yang mencapai 200 ton. Mereka juga mengirim tim penanggulangan bencana, sukarelawan, pengobatan, termasuk organisasi Buddhist Tsu-Chi dan palang merah Taiwan.
Proyek ICT Center yang akan dibangun Oktober 2009 dilaksanakan oleh RSEA Engineering Corporation Taipei Taiwan. Diperkirakan selesai Agustus 2010. Rencananya, bangunan ICT Center yang multifungsi terdiri atas tiga lantai, lima ruang kelas lengkap dengan fasilitas komputer.
Selain mempunyai center hall yang bisa menampung 150 orang, bangunan ini juga dilengkapi ruang perpustakaan, rurang rapat, ruang kelas kecil hingga menengah, katering dan ruang kantor. Bangunan juga dirancang dengan teknologi antigempa Taiwan.
(natalia santi)
dipublikasikan di Sinar Harapan, Rabu 30 September 2009
http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/back_to/indeks-lalu/read/taiwan-hibahkan-ict-center-ke-universitas-syiah-kuala/?tx_ttnews%5Byears%5D=2009&tx_ttnews%5Bmonths%5D=09&tx_ttnews%5Bdays%5D=30&cHash=0a9c435887
No comments:
Post a Comment