Search This Blog

Tuesday, June 8, 2010

KBRI Den Haag Punya Tiga Sepeda Dinas


Den Haag - Mereka yang baru pertama kali menginjakkan kakinya di Belanda akan tak­jub dengan banyaknya jumlah pengendara sepeda.

Di negara maju yang tertata apik ini, kaum tua-muda, oma-opa, dan para remaja, semuanya mengenda­rai sepeda. Tidak tampak ken­daraan bermotor roda dua, pa­ling hanya tampak satu-dua di pelataran parkir yang didominasi oleh sepeda.
Di Belanda, bersepeda bu­kan hanya untuk berolahraga, tapi sebagai transportasi ke mana saja dengan tujuan apa saja. Pemandangan ini tentu saja tak kita temui di Jakarta. Di Jakarta, motor mendominasi tiap jalur lalu lintas, bah­kan jalur untuk pejalan kaki.
Belanda memang dikenal sebagai negara yang ramah dengan para pengendara sepeda, di samping Jerman dan Denmark. Bahkan, konon, menteri pun ada yang menggunakan sepeda. Staf kedutaan besar RI di Belanda mengungkapkan, saat penggalang­an dana untuk korban tsunami Aceh 2004, banyak di antara dermawan yang datang me­ngendarai sepeda.

Wakil Duta Besar RI di Belanda, Umar Hadi pun hampir setiap hari menggunakan sepeda dari rumahnya ke Kantor KBRI. “Naik sepeda itu rumusnya tanah landai ditambah udara segar ditambah sepeda, baru menghasilkan kebahagiaan,” katanya setengah berkelakar.
Tanah yang landai di se­ba­gian besar wilayah Belanda, serta fasilitas pemerintah yang sangat baik untuk pengendara sepeda membuat warganya gemar bersepeda. Jalan-jalan di Belanda dilengkapi dengan jalur sepeda. Di beberapa kota malah ada peta khusus yang menunjukkan jalan pintas, melewati hutan yang indah. Jalur khusus sepeda didesain sedemikian rupa sehingga ti­dak menimbulkan cedera yang parah saat pengendara terja­tuh. Ada juga prakiraan cuaca untuk pengendara sepeda.

Didahulukan
“Di sini, sepeda juga lebih berkuasa dibandingkan mobil,” kata Umar. Maksudnya adalah ketika di perempatan jalan atau di pertemuan-pertemuan jalan, sepeda lebih didahulukan ketimbang mobil. Selain itu, warga Belanda juga punya kegemaran berolahraga.
“Menteri di sini juga banyak yang bersepeda. Staf kementerian luar negeri datang ke rapat dengan kami naik sepeda,” tambah Umar. Semua staf KBRI memiliki sepeda sendiri. Dan, KBRI Den Haag mungkin satu-satunya kedutaan Indonesia yang memiliki sepeda dinas sebanyak tiga buah.
Umar mengungkapkan, tiga buah sepeda dinas itu digunakan untuk operasional kedutaan sehari-hari. Dua buah di antaranya sepeda bekas yang dibeli di kota mahasiswa, Leiden. Menurut Umar, hal serupa bisa juga dicontoh Indonesia. Terutama di kota-kota yang tanahnya landai. Apalagi, saat ini Indonesia tengah giat-giatnya membangun infrastruktur. Gerakannya bisa dimulai dari kalangan anak-anak sekolah.
Pemandangan berupa ribuan sepeda yahg tergeletak di Stasiun Utama Den Haag adalah suatu hal yang biasa di kota pusat pemerintahan Belanda ini. Hanya ada satu-dua skuter yang tampak. Banyaknya pengendara sepeda tak urung terkait upaya pemerintahnya untuk membuat agar bersepeda menjadi aman, nyaman, dan praktis untuk berkeliling kota. Selain jalur khusus bersepeda hingga ke pelosok, fasilitas parkir dan prioritas di persimpangan jalan, pemerintah Belanda juga membuat peraturan-peraturan, seperti perlindungan terhadap pengendara lansia dan anak-anak.
Di Belanda juga ada Dewan Pengendara Sepeda. Pemerintah mengupayakan agar kota-kota dan wilayahnya sebagai tempat yang ramah sepeda dan tidak terlalu ramah pada kendaraan bermotor.
Kota paling terkenal ramah sepeda di Belanda, antara lain Groningen. Kota berpenduduk sekitar 178.000 tersebut pernah menjadi kota paling ramah sepeda tahun 2002, sementara kota yang paling diminati pesepeda adalah Houten. Pemandangan hijau dan jajaran rumah tua yang rapi membuat kota ini terpilih menjadi kota bersepeda tahun 2009.
Sementara itu, Amsterdam bersaing dengan Kopenhagen, Denmark sebagai ibu kota bersepeda di dunia. Jumlah sepeda di Amsterdam dua kali jumlah penduduknya. Pembangunan infrastruktur ditata sedemikian rupa, mulai dari terowongan, jembatan, tempat parkir, hingga pemberian tindakan tegas terhadap pencuri sepeda serta kampanye promosi lainnya.
Selain hal-hal di atas, ada pula kota-kota lain seperti Delft, Utrecht, Zwolle, Tillburg, Veenendaal, Apeldoorn, Enschede, Njimegen, dan masih banyak lagi. n

dipublikasikan Sinar Harapan, 5 April 2010

http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/back_to/indeks-lalu/read/kbriden-haag-punya-tiga-sepeda-dinas/?tx_ttnews%5Byears%5D=2010&tx_ttnews%5Bmonths%5D=04&tx_ttnews%5Bdays%5D=5&cHash=0e093bba92


No comments: