Search This Blog

Wednesday, June 9, 2010

Dubes Iran: Kami Tidak Mau Mengemis


Jakarta – Nyaris tiada hari tanpa berita tentang Iran. Namun sayangnya media – khususnya media Barat – terlalu terfokus pada isu nuklir Iran belaka.

Itu pula yang sempat dikeluh kan Duta Besar (Dubes) Iran untuk Republik Indonesia, Behrooz Kamalvandi, dalam acara perpisahan dengan pers di kediaman resminya di Jakarta, pekan ini. Ia memang mengakui teknologi nuklir telah meningkatkan daya tawar bagi Iran.

“Kesuksesan Iran bukan hanya pada teknologinya, yang utama adalah dukungan masyarakat terhadap teknologi tersebut. Jadi, diplomasi yang menambah keberhasilan untuk meningkatkan daya tawar,” jelas Kamalvandi yang dua pekan lagi menyelesaikan penugasannya di Indonesia.


Menurutnya, nuklir untuk menyelesaikan masalah energi di dunia. Ia menyebutkan Iran memiliki semua persyaratan untuk menggunakan teknologi itu karena telah mencapai taraf sebagai negara menengah, me miliki sumber daya manusia dan ahlinya, mempunyai kebutuhan negara serta sumber uranium.


“Iran menggunakan teknologi (nuklir) ini tujuan-tujuan damai. Kami yakin dengan apa yang kami lakukan, karena itu kami tidak takut. Kami membuka pintu untuk pemeriksaan IAEA (Badan Energi Atom International),” tambah Kamalvandi.


Hal itu pula yang digaris kan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dalam jumpa pers di Istanbul usai acara Komite untuk Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan (COMCEC) Konferensi Negara-negara Islam pekan ini. Menurutnya, Teheran mencari dialog dan kerja sama, bukan konfrontasi.


“Tentangan negara-negara Barat terhadap program nuklir Iran adalah politis dan bukan legal atau teknikal. Satu-satu nya cara adalah… kerja sama dan dialog dengan Iran. Kami telah membuat usulan. Mari kita hentikan konfrontasi terhadap kami dan memilih jalan kerja sama dan dialog,” kata Ahmadinejad.


Sebenarnya dialog Iran dengan lima anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) plus Jerman di Jenewa telah membuahkan hasil. Menyusul perundingan tiga hari mulai 19 Oktober itu, negara Barat me ngajukan usulan yang menya rankan Iran mengapalkan 70 persen cadangan uranium yang telah dikayakan tingkat rendah ke luar dari negaranya–ke Rusia dan kemudian dikonversi di Prancis-untuk dialihkan menjadi lempeng bahan bakar logam bagi reaktor pusat penelitian medis Teheran.


Permasalahan kembali meruncing ketika Iran ber sikeras menginginkan adanya perubahan dari usulan yang diperantarai PBB tadi. Pekan ini Ahmadinejad menyatakan Iran mengusulkan pembelian uranium yang telah dikayakan tingkat tinggi bagi reaktor pusat penelitian Teheran sebagai langkah untuk lebih bekerja sama.


Saat ditanya mengapa Iran tidak memenuhi kesepakatan untuk mengirimkan uranium yang telah dikayakan 3,5 persen ke negara lain untuk diting katkan menjadi 20 persen, Behrooz menyatakan, "Kami tidak ingin, setelah kami berikan semua uranium yang 3,5 persen, lalu kami harus mengemis untuk minta yang 20 persen."


Dia tampak mencurigai kesepakatan itu hanyalah akal-akalan Barat untuk mendapat kan uranium Iran. "Nanti saat diminta ada saja alasan mereka untuk tidak memberikannya," katanya. Jadi, Anda tidak percaya Barat? "Kami tidak pernah percaya, sama sekali kepada Barat," tegasnya.


(mega christina/natalia santi)


dipublikasikan di Sinar Harapan, 13 November 2009

http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/back_to/indeks-lalu/read/dubes-iran-kami-tidak-mau-mengemis/?tx_ttnews[years]=2009&tx_ttnews[months]=11&tx_ttnews[days]=13&cHash=f5edece3ea

No comments: