Search This Blog

Tuesday, June 8, 2010

RI-Selandia Prihatin Nuklir Korut


ANTARA/Fanny Octavianus

Jakarta – Peningkatan ketegangan di Semenanjung Korea akibat peluncuran rudal dan uji coba nuklir Korea Utara (Korut) menimbulkan keprihatinan Indonesia dan Selandia Baru. Kedua negara berpandangan Korut harus kembali ke perundingan enam pihak.
“Kami berdua prihatin dengan meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Hassan Wirajuda dalam jumpa pers bersama Menlu Selandia Baru Murray McCully di Jakarta, Kamis (25/6). “Kami berbagi pandangan soal pentingnya Korea Utara untuk kembali ke perundingan enam pihak. Forum yang didukung baik oleh Selandia Baru maupun Indonesia,” katanya.
Menlu Hassan menyampaikan dalam pertemuan para Menlu ASEAN di Hanoi, baru-baru ini, Indonesia menyatakan mengutuk peluncuran rudal dan uji coba nuklir Korut yang mengakibatkan ketegangan di kawasan Asia Timur Laut. Tindakan Korut tersebut secara langsung juga memengaruhi keamanan di Asia Timur dan kawasan Asia Pasifik.
Selain masalah Korut, pada pertemuan tersebut Menlu Hassan juga menyampaikan diskusi internal di ASEAN untuk mengatasi kurangnya kemajuan demokrasi dan hak-hak asasi manusia (HAM) di Myanmar. Khususnya soal keputusan pemerintah Myanmar untuk mengadili tokoh pro demokrasi Daw Aung San Suu Kyi. Negara-negara ASEAN akan terus meminta penjelasan dari Myanmar dan mengamati situasi dari dekat.
“Kami mengingatkan Myanmar akan kewajibannya dalam Piagam ASEAN yang telah mereka ratifikasi. Mereka secara hukum terikat untuk meningkatkan demokrasi dan HAM,” kata Menlu Hassan. Menlu McCully mengatakan, dirinya telah diberi tahu soal peran langsung Indonesia, khususnya Menlu Hassan, dalam masalah ini dan Selandia Baru akan mendukung inisiatif tersebut.
Dalam kunjungan resmi pertama ke Indonesia 24-26 Juni, Menlu McCully bertemu dengan Menteri Perdagangan RI Mari Elka Pangestu, pelaku bisnis di Indonesia, Institut Riset Ekonomi ASEAN dan Asia Timur, serta Sekjen ASEAN. Nilai kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Selandia Baru pada tahun 2008 meningkat dari US$ 860 juta menjadi US$ 1,25 miliar. Perjanjian perdagangan bebas ASEAN-Selandia Baru-Australia yang telah ditandatangani diharapkan dapat meningkatkan hubungan perdagangan.
Pertemuan bilateral dengan Menlu RI membahas peningkatan kerja sama kedua negara di bidang pertahanan, keimigrasian ekonomi dan perdagangan serta hubungan antarwarga. Kedua Menlu juga membahas penyelenggarakan Komisi Tingkat Menteri Bersama (JMC) RI-Selandia Baru kedua di Selandia Baru.
(nat)


dipublikasikan Sinar Harapan, 26 Juni 2009
http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/back_to/indeks-lalu/read/ri-selandia-prihatin-nuklir-korut/?tx_ttnews%5Byears%5D=2009&tx_ttnews%5Bmonths%5D=06&tx_ttnews%5Bdays%5D=26&cHash=867287a78f

No comments: